Beranda Aceh Utara Semarak Perayaan Maulid di SMPN 1 Matang Kuli, Meski Usai Dilanda Banjir

Semarak Perayaan Maulid di SMPN 1 Matang Kuli, Meski Usai Dilanda Banjir

Aceh Utara, Buana News – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMP Negeri 1 Matang Kuli tetap berlangsung meriah meski lokasi sekolah masih berlumpur akibat banjir yang melanda empat hari lalu. Suasana haru bercampur semangat terasa saat lantunan raja shalawat menggema di tengah halaman sekolah yang becek dan berlumpur.

Kegiatan yang dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,Jamaluddin S.Sos.,M.Pd,serta Muspika plus yaitu Camat Edwar,Ma,Kapolsek Matangkuli IPTU Hendra Jamiswar, Danramil 05/MT Lettu, M. Ali dan para guru undangan resmi tersebut berlansung pada Senin,(09/12/2024).

Kepala SMP Negeri 1 Matang Kuli, Muhammad Ali, mengatakan bahwa perayaan ini adalah bentuk kecintaan siswa, guru, dan masyarakat sekitar kepada Nabi Muhammad SAW. “Meski kondisi sekolah tidak ideal karena pasca banjir, semangat kami untuk memperingati Maulid Nabi tidak surut. Ini adalah momen untuk menguatkan nilai-nilai kebersamaan dan keimanan,” ujarnya.

Masyarakat sekitar juga turut hadir memeriahkan acara dengan zikir dan doa bersama. Salah seorang wali murid, Nurhayati, mengungkapkan rasa syukurnya. “Banjir tidak menyurutkan semangat mereka. Anak-anak tetap bisa merasakan makna Maulid Nabi, meski kondisi sekolah belum sepenuhnya pulih,” katanya.

Kegiatan ini juga menjadi simbol solidaritas di antara warga sekolah. Guru-guru, siswa, dan orang tua bersama-sama bergotong royong membersihkan lumpur dan mendirikan tenda darurat agar perayaan bisa tetap terlaksana.

Di akhir acara, makanan khas Maulid disajikan, memberikan suasana hangat di tengah kondisi yang masih sulit. Muhammad Ali menambahkan, “Kami berharap semangat ini menjadi inspirasi bagi siswa untuk selalu meneladani Nabi Muhammad SAW, meski dalam keadaan sulit sekalipun.”

Perayaan Maulid Nabi di SMP Negeri 1 Matang Kuli membuktikan bahwa semangat keagamaan dan kebersamaan mampu mengatasi tantangan alam. Banjir mungkin menyisakan lumpur, tetapi cinta kepada Rasulullah tetap mengalir di hati guru, siswa dan masyarakat setempat.