Banda Aceh, Buana.News – Program “Jumat Curhat” yang dicetuskan oleh Kapolri bertujuan untuk menerima keluhan dan kritikan warga dan disampaikan kepada pihak kepolisian.
Selain itu, program ini menjadi sarana komunikasi langsung antara Polri dan masyarakat, serta upaya silaturahmi antara kedua pihak.
Kapolresta Banda Aceh melalui Kabag Ops, Kompol Yusuf Hariadi, menjelaskan, program Jumat Curhat adalah komunikasi dua arah untuk membahas berbagai masalah, terutama terkait dengan Kamtibmas dan pelayanan Polri kepada masyarakat.
“Hari ini, Jumat Curhat mengangkat tema ‘Menjaga Harkamtibmas Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1446 H,” ujar Kabag Ops di salah satu warung kopi di Banda Aceh, Jumat (31/1/2025).
Dalam kesempatan tersebut, salah seorang warga menyampaikan keluhan terkait maraknya aksi balap liar pada setiap pelaksanaan shalat Jumat, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, termasuk penutupan portal jalan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue oleh perangkat desa. Namun, para remaja tetap berhasil masuk ke jalan dan melanjutkan aksi balap liar pada jam-jam malam.
Menanggapi keluhan tersebut, Kompol Yusuf Hariadi menyatakan, Polresta Banda Aceh telah memetakan sejumlah langkah pengamanan menjelang bulan suci Ramadhan. “Kami telah mengatur pengamanan di beberapa wilayah, termasuk Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Keamanan akan ditingkatkan, dan kami juga akan melaksanakan pengamanan pada sore hari, terutama saat masyarakat membeli takjil dan pengaturan lalu lintas,” ujarnya.
Kompol Yusuf menambahkan, potensi gangguan Kamtibmas diperkirakan meningkat menjelang bulan puasa, dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keamanan lingkungan masing-masing. “Polisi juga akan rutin melakukan patroli dan telah mengimbau kepada anak-anak sekolah untuk tidak terlibat dalam kegiatan melanggar hukum, seperti balap liar,” tambahnya.
Terkait dengan aksi balap liar yang masih terjadi pada malam hari menjelang sahur di bulan Ramadhan, Kompol Yusuf menegaskan bahwa pihak kepolisian akan melakukan penindakan tegas terhadap pelaku yang mengganggu ketertiban umum.
Menanggapi hal tersebut, Camat Meuraxa, Mustafa, mengungkapkan bahwa aksi balap liar di jalan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, baik pada saat sholat Jumat maupun malam hari, mayoritas dilakukan oleh warga luar Kecamatan Meuraxa. “Pasca kejadian laka lantas kemarin, yang menjadi korban bukan warga Meuraxa, melainkan warga dari Aceh Besar,” ujarnya. Mustafa juga menekankan perlunya kerjasama untuk menjaga keamanan menjelang bulan suci Ramadhan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh, Wahyudi, menyarankan agar portal jalan tetap ditutup, meskipun ada kekhawatiran anak-anak balap liar akan memanfaatkan jalan sepi untuk beraksi. “Kami akan segera membuat marka jalan atau speed bump untuk memperlambat laju kendaraan,” ujarnya.
Wahyudi juga menambahkan bahwa Dinas Perhubungan akan mengkoordinasikan dengan Satlantas Polresta Banda Aceh untuk mengatur pengamanan dan penjagaan di lokasi penjual jajanan takjil selama bulan Ramadhan agar tidak terjadi kemacetan.
Di sisi lain, Kasat Pol PP dan WH Kota Banda Aceh, Muhammad Rizal, menyatakan fokus mereka adalah pada penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) dan penegakan Syariah Islam, khususnya di kawasan Ulee Lheue. “Kami akan membangun pos dan portal di jalan pelabuhan Ulee Lheue dan Gampong Jawa, yang sering menjadi lokasi pelanggaran syariat Islam, termasuk live musik yang mengganggu masyarakat,” tuturnya.
Rizal juga menambahkan bahwa kurangnya penerangan di beberapa titik jalan rawan pelanggaran syariat Islam menjadi salah satu kendala. “Kami akan membangun pos dan mengatur penjagaan agar dapat mengurangi aktivitas yang melanggar ketentuan syariat Islam,” pungkasnya.