Aceh Utara, Buana News – Fitriana, seorang bocah perempuan berusia 9 tahun asal Desa Pereupok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, harus menjalani hidup dengan penderitaan akibat syaraf terjepit yang dideritanya sejak lahir. Kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, dengan tubuh yang semakin kurus hingga hanya terlihat tulang, tanpa perawatan medis memadai karena keterbatasan ekonomi keluarganya.
Herman dan Anisah, kedua orang tua Fitriana, adalah buruh kebun dengan penghasilan tak menentu. Mereka mengaku kesulitan memberikan pengobatan yang layak bagi putri mereka. Selama ini, Fitriana hanya mengandalkan obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit yang dialaminya. Namun, obat-obatan tersebut bukan solusi jangka panjang dan tak mampu menangani kondisi penyakitnya yang semakin memburuk.
“Rasanya hancur melihat anak kami terus menderita, tapi kami tidak punya biaya untuk membawanya ke rumah sakit. Kami hanya bisa memberinya obat pereda nyeri yang dibeli seadanya,” ujar Anisah dengan mata berkaca-kaca.
Fitriana hanya bisa berbaring di rumah kecilnya yang sederhana. Tubuhnya yang kurus dan lemah menjadi bukti betapa berat penderitaan yang harus ia tanggung. Herman, sang ayah, berharap ada uluran tangan dari pemerintah atau pihak dermawan yang peduli terhadap kondisi putrinya.
“Kami sangat berharap ada perhatian dari pihak terkait untuk membantu pengobatan Fitriana. Sebagai orang tua, kami hanya ingin melihat dia sembuh dan bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya,” harap Herman.
Kisah Fitriana menjadi potret nyata tentang sulitnya akses layanan kesehatan bagi keluarga kurang mampu di pedalaman. Keluarga ini berharap pemerintah dan lembaga sosial dapat memberikan perhatian khusus untuk menyelamatkan masa depan bocah tersebut, yang seharusnya masih panjang dan penuh harapan.
