Penulis : Murhaban, SH
Opini, Buana.News – Kaum muslimin saat ini sedang berada di salah satu bulan istimewa, yakni bulan Rajab 1445 H/2024. Kedatangan tamu spesial ini adalah sebuah anugerah bagi kita yang masih diberi kesempatan bertemu bulan Rajab, karena keistimewaannya bulan ini hingga Allah SWT memberikan ganjaran berupa pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang mengerjakan amalan baik.
Dimana berbagai kemuliaan ditimpakan kepada hamba-hamba yang bergembira dan berbuat kebaikan pada bulan-bulan tersebut.
Bulan Rajab adalah bulan yang mulia, karena bulan Rajab adalah bulan haram (suci). Dalil pokok yang membahas keutamaan empat bulan haram terdapat dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 36. Ayat tersebut menggarisbawahi pentingnya bulan-bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, dengan memberikan penekanan pada larangan terhadap perbuatan dosa, terutama maksiat.
Dalam surat at-Taubah ayat 36, Allah menegaskan larangan untuk tidak menzalimi diri sendiri, bukan sekadar sebagai larangan umum, tetapi sebagai larangan yang lebih tegas, terutama terkait dengan perbuatan dosa. Keempat bulan tersebut memiliki keutamaan yang sama-sama signifikan, meskipun Rajab terpisah dari tiga bulan lainnya.
Begitu istimewanya, berbagai kebaikan dilimpahkan oleh Allah SWT di bulan ini, sehingga beberapa ulama’ berpendapat bahwa melakukan perbuatan dosa di bulan Rajab dosa yang diterima akan lebih berat.
Bulan Rajab juga merupakan momentum yang tepat untuk bertaubat kepada Allah dari segala maksiat. Jangan sampai hal ini disia-siakan dan terlewat begitu saja.
Hal ini merupakan bulan ampunan sehingga dianjurkan untuk memperbanyak Istighfar pada bulan ini, sebagian ulama salaf mengatakan, bulan rajab adalah bulan menanam, Sya’ban sebagai bulan menyiram, dan puncaknya pada bulan Ramadhan adalah bulan memanen.
Selain itu, juga pada bulan ini terjadi banyak peristiwa penting dalam sejarah agama Islam, mulai dari awal mula nur nubuwwah Rasulullah Saw diletakkan di Rahim ibunya, Siti Aminah, meninggalnya raja al-Habasyah, An-Najasyi dalam keadaan muslim pada Rajab tahun 9 H, dibebaskannya Baitul Maqdis pada Rajab tahun 583 H oleh Shalahudin Al-Ayyubi, dan puncaknya adalah peristiwa Isra’ Mi’raj pada tanggal 27 Rajab yang menjadi mukjizat terbesar Rasulullah karena di dalamnya beliau mendapat perintah ajaran yang menjadi tonggak utama agama islam yaitu shalat.
Fakta sejarah peristiwa di atas hanya akan menjadi sekedar cerita turun temurun apabila kita tidak dapat menangkap makna dibaliknya. Seluruh penciptaan Allah memiliki arti dan tujuan baik sebagai tuntunan ataupun Pelajaran hidup manusia, termasuk juga sebagai media tafakkur dan refleksi diri untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Oleh karena itu, banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita-cerita tersebut sebagai media refleksi diri dalam berkehidupan.
Selain dari ajang refleksi diri bulan Rajab juga menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas diri sebelum datangnya bulan Ramadhan, dengan kata lain bulan Rajab adalah sebagai garis start menuju bulan Sya’ban untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Sudah semestinya, di bulan Rajab inilah kita sebagai umat islam di minta untuk meningkatkan amal ibadah wajib dan sunah seperti shalat 5 waktu, puasa senin kamis, shalat duha, shalat tahajud, mengaji, bersedakah, ataupun amal ibadah lainnya.
Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yang merupakan bulan ke-7 dalam perhitungan kalender bulan (qamariah). Allah mendedikasikan bulan ini sebagai bulan agung dan mulia, agar umat Islam bisa mengambil manfaat dan kemuliaan yang ada di dalamnya.
Oleh karenanya, hendaknya kita bermuhasabah diri, menjadi diantara yang saling mengingatkan dalam kebaikan, mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dapat kita jadikan sebagai waktu yang tepat untuk mulai membiasakan diri untuk melakukan amalan-amalan saleh sebelum bulan ramadhan.
Semoga kita dipertemukan dengan bulan Ramadhan 1445 H sekaligus kita berdoa semoga Bulan Ramadhan tahun ini menjadikan kita pribadi yang bertakwa. Amin Ya Rabbalalamin. (*).