Beranda Nasional Bencana Hidrometeorologi Masih Dominasi, BNPB Imbau Kesiapsiagaan Masyarakat

Bencana Hidrometeorologi Masih Dominasi, BNPB Imbau Kesiapsiagaan Masyarakat

Foto: Kondisi wilayah terdampak banjir di Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Minggu (16/3). (BPBD Kabupaten Tolitoli).

Jakarta, Buana.News – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah yang masih mendominasi peristiwa bencana di berbagai daerah.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menegaskan, masyarakat harus segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter.

Selain itu, pemerintah daerah juga diminta untuk memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat. Hingga 18 Maret 2025, BNPB mencatat bahwa banjir masih menjadi bencana paling banyak terjadi, dengan laporan yang datang dari berbagai provinsi.

Salah satu kejadian banjir terparah terjadi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, di mana hingga 17 Maret, banjir masih merendam 29 desa di empat kecamatan dengan ketinggian muka air mencapai 50 hingga 300 sentimeter. Akibatnya, 7.139 KK atau 18.875 jiwa terdampak, sementara BPBD setempat terus melakukan pemantauan, koordinasi, dan pendataan.

Selain itu, banjir juga masih terjadi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, yang belum surut sejak 9 Maret dengan ketinggian air mencapai 70 sentimeter, serta di Kabupaten Gunung Mas, di mana 1.609 KK atau 7.995 jiwa terdampak akibat banjir dengan ketinggian mencapai 150 sentimeter.

Di wilayah Sumatera Utara, Kabupaten Simalungun mengalami banjir bandang pada 16 Maret, yang dipicu hujan deras selama tiga jam dan menyebabkan 272 KK terdampak serta lima KK mengungsi akibat rumah mereka mengalami rusak berat.

Beralih ke Sulawesi Tengah, banjir melanda Kabupaten Tolitoli pada 16 Maret, dengan 205 KK terdampak akibat tingginya curah hujan. Banjir juga melanda Parigi Moutong dan menyebabkan 1.196 jiwa terdampak.

Di Jawa Timur, Kabupaten Bojonegoro dan Gresik mengalami banjir yang mengakibatkan ribuan warga terdampak. Di Bojonegoro, banjir yang terjadi pada 15 Maret merendam empat desa di dua kecamatan, sedangkan di Gresik, banjir melanda dua desa di Kecamatan Menganti pada 16 Maret dengan tinggi muka air mencapai 50 sentimeter.

Sementara itu, di Kalimantan Barat, 1.771 KK atau 6.037 jiwa terdampak akibat banjir di Kabupaten Ketapang. Sedangkan di Kalimantan Tengah, banjir di Kabupaten Barito Selatan berdampak pada 825 KK atau 5.322 jiwa, dengan BPBD terus melakukan koordinasi dan pemantauan.

BNPB terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk memastikan penanganan bencana berjalan dengan baik, termasuk dalam hal evakuasi warga, pendistribusian bantuan logistik, hingga pemantauan terhadap potensi bencana susulan.