Banda Aceh, Buana.News – Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menyerahkan rekomendasi hasil Rapat Kerja 2025 kepada Pemerintah Aceh. Dokumen tersebut diterima oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Alhudri, di ruang kerjanya, pada Selasa (4/3).
Ketua YARA, Safaruddin, menyatakan, rekomendasi ini disusun bersama seluruh perwakilan YARA di Aceh sebagai masukan bagi Pemerintah Aceh dalam pembangunan daerah ke depan.
“Kami merekomendasikan agar lima bidang utama yang menjadi fokus di tahun 2025 ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Aceh,” ujar Safaruddin, yang turut didampingi Kepala Perwakilan YARA Banda Aceh, Yuni Eko Hariatna.
Lima bidang yang menjadi perhatian YARA dalam rekomendasi tersebut adalah Pendidikan, Infrastruktur, Politik, Keistimewaan Aceh, serta Minyak dan Gas (Migas).
Di bidang Pendidikan, YARA meminta Pemerintah Aceh memfasilitasi seluruh lulusan SMA sederajat agar dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Aceh. Selain itu, mereka mengusulkan pembangunan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Politeknik Pertahanan di Aceh.
Dalam sektor Infrastruktur, YARA mendorong kelanjutan pembangunan jalan tol hingga Aceh Tamiang, perbaikan seluruh ruas jalan di bawah kewenangan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, serta percepatan proyek Jalan 30 di Aceh Barat Daya. Mereka juga mengusulkan pembangunan Terowongan Geurute di Aceh Jaya dan penyelesaian jalan Jantho–Lamno.
Untuk bidang Politik, YARA mendesak revisi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Mereka juga meminta Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengadvokasi implementasi Pasal 8 UU tersebut agar masuk dalam tata tertib DPR RI, khususnya terkait persetujuan internasional dan pembentukan undang-undang yang berkaitan langsung dengan Aceh.
Di sektor Keistimewaan Aceh, YARA meminta pemerintah mewajibkan seluruh perusahaan di Aceh membayar zakat sesuai dengan Qanun Aceh No. 3 Tahun 2021 serta meningkatkan penerapan Qanun Aceh No. 8 Tahun 2018 tentang Sistem Penjaminan Produk Halal.
Sementara itu, di bidang Minyak dan Gas, YARA mendorong pendirian pabrik pengolahan minyak mentah (refinery) di Aceh untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya alam daerah.
“Rekomendasi ini akan terus kami kawal agar dapat direalisasikan demi percepatan pembangunan di Aceh,” tegas Safaruddin.