Jayapura, Buana.News – Satgas Operasi Damai Cartenz-2025 bersama Polda Papua berhasil menggagalkan upaya penyelundupan senjata api dan amunisi yang diduga akan disalurkan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Puncak Jaya pimpinan Lerimayu Telengen.
Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, mengapresiasi kerja keras tim dalam mengungkap kasus ini. “Alhamdulillah, berkat kerja keras tim, kami berhasil menggagalkan penyelundupan berbagai jenis senjata dan amunisi yang rencananya akan disuplai kepada KKB di Puncak Jaya,” ujarnya.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, menegaskan bahwa operasi ini masih akan berlanjut. “Keberhasilan ini bukan akhir, melainkan awal dari penyelidikan lebih lanjut. Kami akan terus menelusuri asal-usul senjata ini dan siapa saja yang terlibat,” tegasnya.
Dari hasil pemeriksaan, tersangka utama Yuni Enumbi (29) mengakui bahwa senjata tersebut dibeli seharga Rp1,3 miliar dari luar Papua dan akan diserahkan kepada KKB di Puncak Jaya. Sementara itu, sopir dan helper yang diamankan mengaku tidak mengetahui isi muatan yang mereka bawa.
Dalam operasi ini, petugas berhasil menangkap Yuni Enumbi di KM 76, Kabupaten Keerom, pada 6 Maret 2025 bersama dua rekannya, Yudhi Kalalo (sopir lajuran) dan Matius Payokwa (helper lajuran).
Petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti, diantaranya, 2 pucuk senjata api laras panjang (belum terangkai), 4 pucuk pistol G2 Pindad bersama 632 butir amunisi kaliber 5,56 mm berserta 250 butir amunisi 9 mm.
Selain itu, 1 pucuk senapan angin (belum terangkai), 1 paket laser senter + mounting, teleskop, peredam, popor kayu warna coklat, serta laras dan tabung senapan angin. 1 unit air compressor bertuliskan United Waran Biru (tempat penyimpanan senjata), 1 unit handphone Vivo Y19S. 1 buah pompa, 1 tas angin, serta 1 kunci T dan 1 paket gurinda portabel.
Selanjutnya, tas senapan angin, tas selempang berisi identitas diri, kartu ATM, dan uang tunai Rp369.600.000 juga berhasil disita.
Operasi ini merupakan hasil pemantauan intelijen sejak 1 hingga 7 Maret 2025, hingga mengungkap rute penyelundupan senjata dari Jayapura menuju Puncak Jaya.
Dengan keberhasilan ini, diharapkan upaya kelompok bersenjata memperoleh persenjataan ilegal dapat ditekan, sehingga stabilitas keamanan di Papua semakin terjaga.