Aceh Utara, Buana News – Kejadian tragis menimpa masyarakat tani di Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara. Pompanisasi yang selama ini menjadi andalan pengairan bagi lima desa ambruk ke sungai pada Senin 30 Desember 2024. Peristiwa ini diduga akibat tepi sungai Krueng Pasew yang terkikis oleh aliran air deras selama musim hujan.
Yusriadi, Geuchik Gampong Teugoh Kuta Batei, menyebutkan bahwa desa-desa yang terdampak adalah Leubok Tuwe, Teugoh Kuta Batei, Ujong Kuta Batei, Beuringen, dan Pulo Blang. Infrastruktur penting ini sebelumnya dibangun secara swadaya oleh masyarakat antar desa untuk mengairi sekitar 160 hektar sawah.
“Pompanisasi ini sangat vital bagi para petani kami. Dengan kerugian yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, kami sangat berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk memberikan solusi agar pengairan sawah tetap berjalan,” ungkap Yusriadi dengan penuh harap.
Selain kerusakan pada pompanisasi, kondisi di sekitar lokasi juga memprihatinkan. Sebuah jembatan darurat yang menghubungkan dua kecamatan terlihat dalam kondisi hampir ambruk ke sungai. Jika tidak segera diperbaiki, hal ini bisa memutus akses masyarakat dan memperparah kesulitan mereka.
Masyarakat sekitar kini menghadapi ancaman gagal panen dan terputusnya akses antar wilayah. Mereka berharap ada tindakan cepat dari pihak berwenang untuk memperbaiki pompanisasi serta memperkuat struktur jembatan darurat yang nyaris roboh.
“Kerusakan ini tidak hanya merugikan petani, tetapi juga seluruh masyarakat di kawasan ini. Jika dibiarkan, dampaknya bisa meluas ke berbagai sektor, termasuk perekonomian daerah,” tambah Yusriadi.
Tragedi ini menjadi peringatan akan pentingnya perawatan infrastruktur yang mendukung kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah yang rentan terhadap bencana alam. Penanganan segera sangat diperlukan untuk mencegah dampak yang lebih buruk.