Aceh Utara, Buana News — Di saat akses jalan rusak parah dan bantuan sulit menjangkau wilayah pedalaman, kepedulian justru datang dari para guru dan santri Dayah Darul Fata Al-Hanafiah, Gampong Cot Barat, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara. Dengan penuh keterbatasan, mereka nekat mengantarkan bantuan kemanusiaan ke lokasi pengungsian yang terisolir di Dusun Kareung, Desa Buket Linteung, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Minggu (21/12/2025).
Perjalanan menuju lokasi pengungsian bukan perkara mudah. Jalan tanah berlumpur, tanjakan terjal, dan akses yang nyaris putus membuat kendaraan pengangkut bantuan tak mampu melanjutkan perjalanan. Di sejumlah titik, truk bermuatan bantuan bahkan terjebak dan tak bisa bergerak.

Namun, kondisi ekstrem itu tak mematahkan tekad. Dengan tangan kosong dan tenaga seadanya, para santri turun langsung menarik truk secara bergotong royong. Peluh bercucuran, kaki terperosok lumpur, namun langkah mereka tak berhenti. Bagi para santri, bantuan harus sampai, apa pun risikonya.
Pimpinan Dayah Darul Fata Al-Hanfiah, Tgk. Irwansyah Ali, Mengatakan Aksi heroik ini dilakukan demi 478 jiwa pengungsi yang kini bertahan hidup di kawasan perbukitan Dusun Kareung, Desa Buket Linteung, Kecamatan Langkahan, Ratusan warga tersebut terpaksa mengungsi setelah terdampak bencana, dengan kondisi serba kekurangan dan akses yang sangat sulit dilalui. Selama ini, minimnya infrastruktur jalan membuat bantuan kemanusiaan kerap terlambat bahkan gagal masuk ke lokasi.
“Kami tahu jalannya sulit, tapi kalau kami tidak bergerak, siapa lagi yang akan datang ke sana,” ujar Tgk. Irwansyah di sela-sela perjalanan.
Setibanya di lokasi, kehadiran rombongan guru dan santri disambut haru oleh para pengungsi. Bantuan berupa kebutuhan pokok menjadi harapan baru di tengah keterbatasan yang mereka alami selama berhari-hari di pengungsian.
Aksi ini sekaligus menjadi potret ironi. Ketika jalan rusak dan akses terputus, warga dan relawan harus berjibaku sendiri demi kemanusiaan. Para guru dan santri berharap pemerintah daerah segera turun tangan, terutama dalam perbaikan akses jalan menuju wilayah pengungsian, agar distribusi bantuan dapat berjalan lancar dan penderitaan warga tidak terus berlarut.
Selain itu, Nurdin sebagai salah satu pengungsi berharap kondisi ininsegera teratasi, “Kami berharap ada perhatian serius. Jalan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal keselamatan dan kehidupan ratusan orang,” harap mereka.
Di tengah keterbatasan dan keheningan perhatian, langkah para santri Dayah Darul Fata menjadi bukti bahwa kemanusiaan masih bergerak — meski harus melewati lumpur, tanjakan, dan sunyinya kehadiran negara.






