Jakarta, Buana.News – Sebanyak 554 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar akhirnya berhasil dipulangkan.
Pemerintah memulangkan mereka dalam dua tahap, yakni 400 orang pada Selasa (18/3/2025) dan 154 orang pada Rabu (19/3/2025).
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Budi Gunawan menegaskan bahwa pemulangan ini merupakan bukti nyata kehadiran negara dalam melindungi warganya di luar negeri. Ia menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian besar terhadap keselamatan dan perlindungan WNI yang bekerja di luar negeri.
“Sebagaimana perintah Bapak Presiden, negara hadir untuk melindungi warganya, terutama mereka yang menjadi korban TPPO,” ujar Budi Gunawan dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (19/3/2025).
Para korban sebelumnya dipaksa bekerja di markas sindikat online scamming di Myanmar. Mereka mengalami kekerasan fisik, tekanan mental, hingga ancaman pengambilan organ tubuh jika tidak mencapai target yang ditetapkan oleh sindikat. Selain itu, paspor mereka ditahan dan mereka tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar, termasuk keluarga.
Budi Gunawan menyebutkan bahwa indikasi penyanderaan oleh mafia online scamming dalam skala besar sangat kuat. “Petunjuk yang kami dapatkan menunjukkan adanya penyanderaan sistematis oleh jaringan mafia TPPO,” ungkapnya.
Sebelum dipulangkan ke daerah asal masing-masing, para korban akan menjalani pemulihan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Pemerintah akan memberikan bantuan logistik, layanan kesehatan, serta pendampingan psikososial agar mereka dapat pulih secara fisik dan mental.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengungkapkan bahwa proses pemulangan para WNI ini tidak mudah. Mengingat mereka berada di daerah konflik di Myanmar, evakuasi harus dilakukan dengan melewati perbatasan Myanmar-Thailand. Semula, rencana pemulangan dijadwalkan dari Mae Sot, Thailand, namun akhirnya dialihkan ke Bandara Don Mueang, Bangkok, karena jumlah korban yang besar.
“Butuh waktu lama dan koordinasi intensif agar evakuasi ini bisa terlaksana,” jelas Menlu Sugiono. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Thailand dan beberapa unsur dari pemerintah Myanmar yang telah membantu proses pemulangan ini.
Lebih lanjut, Menlu mengimbau agar masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri menggunakan jalur resmi. “Jangan mudah terpengaruh oleh tawaran pekerjaan yang tidak jelas. Pastikan mengikuti prosedur resmi agar keselamatan dan perlindungan bisa terjamin,” tegasnya.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa pemerintah akan mengawal para korban hingga kembali ke keluarganya. Selain pendataan dan pemeriksaan kondisi psikis maupun mental, mereka juga akan mendapatkan program reintegrasi sosial agar dapat kembali beradaptasi di masyarakat.
“Kami pastikan seluruh korban akan kami tangani dengan baik, termasuk pendampingan hukum jika diperlukan,” tandas Menteri P2MI.
Menyambut kepulangan para WNI di Bandara Soekarno-Hatta, hadir pula Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imapas) Agus Andrianto, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, serta Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto.
Dengan keberhasilan pemulangan ini, pemerintah menegaskan komitmennya dalam melindungi setiap warga negara Indonesia, khususnya mereka yang menjadi korban eksploitasi di luar negeri.