Jakarta, Buana.News – Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie, menilai model pendidikan yang dikembangkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) mampu membentuk karakter anak didik yang kuat dan tidak ringkih dalam menghadapi tantangan zaman.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2025. Tholabi menyebut, penguatan karakter peserta didik harus menjadi prioritas dalam pengelolaan sistem pendidikan nasional, terutama di tengah kompleksitas masalah sosial dan krisis identitas yang semakin marak.
“Model pendidikan seperti MAN Insan Cendekia dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) milik Kemenag bisa dijadikan benchmark nasional karena menekankan aspek pembentukan karakter yang kokoh,” ujar Tholabi di Ciputat, Jumat (2/5/2025), dilansir dari laman Kemenag.go.id.
Menurutnya, lembaga pendidikan berasrama (boarding school) yang diterapkan di sekolah-sekolah unggulan Kemenag telah terbukti efektif dalam membentuk pribadi mandiri, tangguh, dan mampu bekerja sama secara baik.
Tholabi, yang juga menjabat Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Jakarta, menambahkan bahwa karakter kuat sangat dibutuhkan untuk menyongsong bonus demografi tahun 2030, di mana generasi muda harus disiapkan menjadi manusia produktif, berdaya saing, dan tahan banting.
“Saat ini, tantangan terbesar dunia pendidikan, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi, adalah lemahnya ketahanan karakter anak didik,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi gagasan pendidikan yang digulirkan pemerintah. Menurutnya, konsep “deep learning” dari Kemendikbudristek serta “Kurikulum Cinta” dari Kementerian Agama menunjukkan arah yang sama dalam memperkuat nilai-nilai karakter di dunia pendidikan.
“Dua pendekatan itu adalah bagian dari orkestrasi besar yang bertujuan mencetak generasi Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara moral dan spiritual,” tutup Tholabi.