Bangkok, Buana.News – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah utara Thailand pada Jumat pagi, menyebabkan kepanikan di kalangan warga.
Getaran kuat terasa di berbagai daerah, membuat banyak orang berlarian ke luar rumah dan bangunan tinggi. Hingga saat ini, otoritas setempat masih melakukan pemantauan terkait dampak yang ditimbulkan.
Badan Meteorologi Thailand mengonfirmasi bahwa gempa berkekuatan 6,0 terjadi pada pukul 07.45 waktu setempat. Guncangan tersebut berlangsung selama beberapa detik dan cukup kuat untuk menggoyangkan bangunan di beberapa wilayah.
Gempa tersebut berpusat di Provinsi Chiang Rai, terletak di bagian utara Thailand, dekat dengan perbatasan Myanmar dan Laos. Wilayah itu dikenal memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi.
Getaran juga dilaporkan terasa hingga Chiang Mai, Lampang, dan bahkan beberapa daerah di ibu kota Bangkok.
Gempa terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025, pukul 07.45 waktu setempat. Beberapa menit setelahnya, sejumlah gempa susulan dengan skala lebih kecil dilaporkan terjadi, meskipun tidak sekuat guncangan pertama.
Dampak gempa ini dirasakan oleh ribuan warga di Thailand bagian utara. Banyak orang bergegas keluar dari rumah dan bangunan perkantoran untuk menyelamatkan diri.
Beberapa wisatawan yang berada di Chiang Mai juga melaporkan bahwa mereka merasakan getaran yang cukup kuat di hotel dan tempat wisata, menyebabkan kepanikan sementara.
Thailand berada di jalur pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia, yang membuatnya rentan terhadap aktivitas seismik. Para ahli menduga bahwa gempa ini dipicu oleh pergerakan sesar aktif yang melintasi kawasan utara Thailand.
Sejauh ini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau kerusakan besar. Namun, beberapa bangunan di Chiang Rai mengalami retakan ringan akibat guncangan. Pihak berwenang telah mengerahkan tim penyelamat untuk mengevaluasi kondisi di lapangan dan memastikan keselamatan warga.
Pemerintah Thailand mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mewaspadai kemungkinan gempa susulan.
Warga juga diminta untuk mengikuti informasi resmi dari otoritas terkait dan menghindari penyebaran berita yang belum terverifikasi agar tidak menimbulkan kepanikan lebih lanjut.
