Lhokseumawe, Buana.News — Warga Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, kembali mengeluhkan kelangkaan gas elpiji (LPG) bersubsidi 3 kilogram dalam sebulan terakhir. Mereka menduga adanya penyimpangan dalam distribusi oleh oknum pemilik pangkalan, yang diduga tidak menyalurkan gas sesuai ketentuan.
Keluhan tersebut disampaikan oleh seorang warga Dusun Teupin, Gampong Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, yang meminta identitasnya dirahasiakan. Ia menyatakan bahwa pada Sabtu, 28 Juni 2025, dirinya tidak berhasil mendapatkan gas meski pasokan baru saja sampai di pangkalan.
“Gas baru saja diturunkan dari mobil, tapi saat saya datang, pemilik pangkalan langsung bilang sudah habis. Padahal belum satu jam dibongkar,” ujarnya kepada Buana.News, Sabtu (28/6).
Warga menduga ada praktik distribusi tertutup, di mana tabung LPG lebih dulu disalurkan ke pelaku usaha atau pihak tertentu, sehingga masyarakat umum kesulitan mendapatkan jatah subsidi. Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan dari pihak berwenang.
“Masalah ini terus berulang karena tidak ada pengawasan ketat dari aparat penegak hukum. Ini bukan kejadian pertama, sudah sebulan terakhir kami mengalami hal serupa,” tambahnya.
Masyarakat mendesak pemerintah kota dan aparat penegak hukum (APH) segera melakukan investigasi terhadap pangkalan-pangkalan yang diduga melakukan penyimpangan. Warga meminta adanya pengawasan langsung dan menyeluruh terhadap jalur distribusi LPG subsidi agar tepat sasaran.
“Kami harap APH dan instansi terkait turun ke lapangan. Jangan hanya terima laporan, tapi lihat langsung bagaimana distribusinya. Jika dibiarkan, masyarakat kecil akan terus dirugikan,” tegas warga.
Menurut pantauan Buana.News, kelangkaan LPG subsidi 3 kg paling terasa di wilayah Gampong Blang Crum dan sekitarnya. Warga yang hendak membeli gas di pangkalan resmi seringkali pulang dengan tangan kosong karena tabung diklaim habis hanya dalam waktu singkat.
Menanggapi tudingan warga, pemilik pangkalan UD. Blang Teupin di Dusun Blang, Gampong Blang Crum, membantah adanya praktik curang. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah menjual seluruh pasokan gas sesuai prosedur dan harga yang ditetapkan pemerintah.
“Hari itu kami terima 150 tabung, semuanya langsung habis karena banyak warga yang antre. Kami jual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), tidak ada penimbunan. Silakan tanya ke warga sekitar kalau tidak percaya,” ujarnya singkat.