Simuelue, Buana.News – Anggota DPRK Simuelue, Ugek Farlian, meminta Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, agar menurunkan harga tiket Kapal Penyeberangan.
Di mana, kenaikan harga tiket tersebut sangat memberatkan masyarakat Simuelue. Karena dengan naiknya tiket kapal, maka akan terjadi kenaikan harga kebutuhan dan jasa, bahkan, hal itu dapt menimbulkan inflasi di Sinabang ibu Kota Kabupaten Simeulue.
“Kenaikan harga tiket kapal yang ditetapkan oleh Gubernur Aceh sangat memberatkan masyarakat Simeulu. Bahkan, akibat dari kenaikan tiket tersebut, terjadinya kenaikan harga kebutuhan dan jasa, hingga menimbulkan terjadinya inflasi,” kata Ugek, dalam rilis pers yang diterima Buana.News, Jum’at (5/1/2024).
Inflasi Simulue pada tahun lalu berada pada posisi angka 6,56 persen, angka tersebut tergolong besar, meski tidak spesifik yang dirilis oleh BPS. Inflasi dapat terjadi disebabkan oleh kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu, apalagi dengan kenaikan harga tiket kapal menuju Simulue saat ini yang mencapai lebih 50 persen, seperti jarak tempuh Sinabang – Calang yang dulunya 900.000,- menjadi 1,529.000,-.
Menurut Ugek, kenaikan angka inflasi ini juga akan berdampak pada naiknya angka stunting di simeulue nantinya.
“Angka inflasi baru saja bergerak sedikit turun di Simuelu, sudah di ikuti dengan kenaikan harga tiket kapal penyeberangan, tentu ini akan membuat angka inflasi naik lagi, karena dampak dari kenaikan tiket kapal penyeberangan seperti Sinabang – Calang yang dulunya sekitar 950.000An, menjadi 1,529.000,-. Akan di ikuti dengan kenaikan harga lainnya, dan jika inflasi ini naik maka akan naik juga angka stuntingnya” terang Ugek
Kalau melihat data yang bersumber dari
elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), per tanggal 15 Oktober 2023, jumlah bayi dan balita di Kabupaten Simeulue sebanyak 6.727 orang dan ada 717 orang bayi dan balita yang alami stunting, sehingga dengan update data tersebut, kasus angka stunting di wilayah Pulau Simeulue menurun pada posisi 10,70 persen.
Kemudian, lanjut Ugek, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Simeulue melaporkan perkembangan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2023 di Simeulue sebesar 5.85 persen, dan persentase penduduk miskin Simeulue, pada Maret 2023 sebesar 17,23 persen, walaupun terjadi penurunan angka sebanyak 0,45 poin, dibanding pada Maret 2022 silam, pada posisi angka kemiskinan sebesar 18,37 persen, dengan pendapatan perbulannya Rp 538.693 perkapita, angka angka ini tentu akan bergerak naik seiring dengan naiknya harga jasa kapal penyeberangan ke Simeulue.
“Data dari ePPBGM, per tanggal 15 Oktober 2023, jumlah bayi dan balita di Kabupaten Simeulue ada 717 orang bayi dan balita yang alami stunting, kasus angka stunting di wilayah pulau Simeulue pada posisi 10,70 persen,” kata Ugek.
Kemudian, lanjut Ugek, dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Simeulue melaporkan perkembangan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2023 di Simeulue sebesar 5.85 persen, dan persentase penduduk miskin Simeulue, pada Maret 2023 sebesar 17,23 persen, angka kemiskinan sebesar 18,37 persen, dengan pendapatan perbulannya Rp 538.693 perkapita, angka angka ini tentu akan bergerak naik seiring dengan naiknya harga jasa kapal penyeberangan dan akan sangat menyulitkan masyarakat di Simeulue.
“Untuk itu, kami minta kepada Pj Gubernur Aceh agar menurunkan harga tiket penyeberangan ke Simeulue dan meminta pendapat dari Pemerintahan Simuelue jika memuat kebijakan yang berdampak pada masyarakat Simuelue,” Jelas Ugek. (Ril)