Beranda Aceh Disorot Haji Uma, Pasien Dibawa dengan Sepmor Jadi Cermin Buruknya Pelayanan Kesehatan...

Disorot Haji Uma, Pasien Dibawa dengan Sepmor Jadi Cermin Buruknya Pelayanan Kesehatan di Aceh Utara

Aceh Utara, Buana News – Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma, angkat bicara terkait insiden memilukan yang menimpa M. Nasir (46), warga Gampong Alue, Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara. Nasir mengalami kecelakaan kerja yang nyaris memutuskan jempol tangan kirinya akibat terjepit mesin tebu, namun tragisnya, korban harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia dengan sepeda motor karena sopir ambulans di Puskesmas Tanah Pasir tidak berada di tempat saat kejadian.

Haji Uma mengecam keras kelalaian tersebut. Menurutnya, tindakan meninggalkan pos oleh petugas kesehatan, terlebih sopir ambulans, merupakan pelanggaran serius terhadap Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

“Membawa pasien dengan luka serius menggunakan sepeda motor adalah tindakan yang sangat berisiko dan tidak sesuai standar pelayanan medis yang aman dan layak. Ini bukan hanya kelalaian, tapi kegagalan menjalankan amanah pelayanan kesehatan,” tegas Haji Uma dalam keterangannya, Jumat (12/7).

Ia menambahkan bahwa siapapun yang diberi mandat oleh negara untuk menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat harus bertindak konsisten, disiplin, dan penuh tanggung jawab.

“Pelayanan kesehatan adalah amanah undang-undang. Tidak ada pembenaran apapun untuk meninggalkan tugas ketika nyawa manusia bisa dipertaruhkan,” tambahnya.

Menurut Haji Uma, kasus ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, sebagaimana diatur dalam PermenPAN-RB No. 18 Tahun 2021.

“Pemerintah Aceh Utara harus bersikap tegas. Jika visi Aceh Utara Bangkit benar-benar ingin diwujudkan, maka oknum-oknum yang lalai harus diberhentikan, bukan dilindungi,” ujarnya.

Ia juga menyinggung insiden sebelumnya, yakni kebakaran di Gampong Alue Ie Puteh, yang menelan korban jiwa akibat tidak adanya sopir pemadam saat dibutuhkan.

“Berulang kali kita melihat hal yang sama. Ini bukan kebetulan, ini sistem yang tidak berjalan.”

Sementara, Kepala Puskesmas Tanah Pasir, dr. Jarita, dalam keterangannya pada sejumlah media membantah informasi tidak adanya sopir ambulans dan petugas UGD. Ia mengklaim bahwa saat kejadian, seluruh petugas termasuk sopir ambulans berada di tempat dan siap siaga.

Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh fakta lapangan dan keluarga pasien, yang menyebutkan bahwa mereka sempat menunggu lebih dari 30 menit namun tidak mendapatkan pelayanan ambulans, hingga akhirnya membawa korban menggunakan sepeda motor.

“Kepala puskesmas bahkan tidak berada di lokasi saat kejadian. Bantahan tersebut terkesan hanya bentuk pembelaan diri, bukan klarifikasi yang berdasar,” kata salah satu tokoh masyarakat setempat.

Sebelumnya, Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, juga telah menekankan pentingnya pelayanan terbaik dari setiap puskesmas di wilayahnya, terutama dalam kondisi darurat.

Insiden yang menimpa M. Nasir menjadi alarm keras bagi sektor kesehatan Aceh Utara. Ketidakhadiran sopir ambulans di saat krusial bukan hanya masalah teknis, tapi cerminan buruk dari manajemen, pengawasan, dan tanggung jawab yang seharusnya menjadi dasar pelayanan publik.

Haji Uma menegaskan harapannya agar kejadian serupa tidak terulang dan pemerintah daerah segera mengevaluasi total kinerja puskesmas dan aparatur kesehatan di lapangan.

“Kesehatan rakyat adalah prioritas. Jangan tunggu jatuh korban lebih banyak baru pemerintah bergerak” pungkas Haji Uma.