Jakarta, Buana.News – Cuaca ekstrem yang melanda Jawa Barat pada akhir pekan ini menyebabkan bencana di dua daerah berbeda. Kabupaten Indramayu mengalami angin kencang yang merusak puluhan rumah, sementara Kota Cimahi terdampak banjir akibat hujan deras.
Angin kencang melanda Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Minggu (16/3) pukul 16.45 WIB, khususnya di Kecamatan Anjatan dan Kecamatan Kandanghaur.
Cuaca ekstrem ini menyebabkan kerusakan pada rumah warga dan infrastruktur, menghambat akses jalan, serta mengakibatkan pemadaman listrik di beberapa wilayah terdampak.
Berapa banyak yang terdampak?
Sebanyak 119 kepala keluarga (KK) terdampak, dengan rincian 80 rumah mengalami kerusakan ringan dan 39 rumah mengalami kerusakan berat. Selain itu, satu gedung olahraga (GOR), dua fasilitas pendidikan, dan satu fasilitas kesehatan mengalami kerusakan ringan.
Bagaimana respons pemerintah?
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menyatakan bahwa BPBD Kabupaten Indramayu telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pendataan dan distribusi bantuan logistik.
Hingga pukul 22.05 WIB, proses evakuasi dan pembersihan pohon tumbang masih berlangsung, sementara jaringan listrik telah dipulihkan oleh PLN. Berbagai unsur terlibat dalam penanganan bencana ini, termasuk BPBD Kabupaten Indramayu, Tagana/Dinas Sosial, perangkat desa dan kecamatan, serta aparat TNI dan Polri.
Berdasarkan Keputusan Bupati Indramayu No. 100.3.3.2/Kep.373/BPBD/2024, wilayah Kabupaten Indramayu saat ini berada dalam Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi sejak 25 November 2024 hingga 31 Mei 2025.
Hujan deras yang mengguyur Kota Cimahi pada Sabtu (15/3) pukul 17.00 WIB menyebabkan banjir di Kecamatan Cimahi Selatan, khususnya di Kelurahan Melong, Kelurahan Utama, dan Kelurahan Cigugur.
Banjir merendam sekitar 523 kepala keluarga (KK) atau 1.555 jiwa, dengan 325 unit rumah terdampak. Tinggi muka air berkisar antara 80 hingga 180 cm.
Bagaimana respons pemerintah?
Sebagai respons cepat, BPBD Kota Cimahi segera melakukan koordinasi dengan perangkat kecamatan dan kelurahan untuk asesmen dampak bencana, mengevakuasi warga terdampak, serta memantau kondisi tinggi muka air. Selain itu, dilakukan upaya penyedotan air untuk mempercepat surutnya banjir.
Meskipun tidak ada laporan korban jiwa atau pengungsi, Status Siaga Darurat Bencana tetap diberlakukan sesuai dengan Surat Keputusan No. 360/Kep.3370-BPBD/2024, yang berlaku sejak 1 November 2024 hingga 31 Maret 2025. Hingga Minggu (16/3) pukul 22.00 WIB, kondisi di lokasi sudah berangsur pulih dengan air yang surut total, namun BPBD tetap melakukan pemantauan untuk mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.
BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Masyarakat diharapkan memantau informasi resmi dari BPBD setempat dan BNPB, serta segera melapor jika terjadi kondisi darurat. Selain itu, BNPB mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah dan relawan, untuk terus bersinergi dalam upaya mitigasi serta percepatan pemulihan pascabencana.