Beranda Nasional BNPB Ingatkan Pemkab Sukabumi Waspadai Cuaca Ekstrem Pascabencana

BNPB Ingatkan Pemkab Sukabumi Waspadai Cuaca Ekstrem Pascabencana

Foto: Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. saat memimpin rapat di Pendopo Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu (8/3). (Foto: Bidang Komunikasi Kebencanaan).

Jakarta, Buana.News – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dampak bencana banjir dan longsor di Sukabumi masih cukup signifikan. Hingga 7 Maret 2025 pukul 18.00 WIB, tercatat 155 rumah terdampak banjir dengan satu unit mengalami rusak berat.

Sementara itu, tanah longsor menyebabkan enam rumah rusak berat, delapan rusak sedang, sembilan rusak ringan, dan 18 rumah terdampak. Selain itu, tiga jembatan mengalami rusak berat, tiga rusak sedang, dan 26 rumah masih terancam akibat bencana.

Dalam penanganan darurat, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. menugaskan pejabat dan personel BNPB untuk mendampingi BPBD setempat. Pemerintah pusat juga berkomitmen untuk membantu pemulihan dengan berbagai langkah strategis, termasuk perbaikan infrastruktur dan pemberian bantuan bagi warga terdampak.

Salah satu prioritas yang akan dilakukan adalah pembangunan jembatan Cidadap yang menghubungkan Desa Cidadap dan Desa Loji. Suharyanto menyampaikan bahwa jembatan darurat atau bailey akan dibangun terlebih dahulu, sementara jembatan permanen akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum setelah Lebaran.

Terkait dengan pemulihan hunian warga, BNPB meminta pemerintah daerah untuk mendata jumlah keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan. Jika perlu direlokasi, pemda diharapkan berkomunikasi dengan warga agar prosesnya berjalan lancar. BNPB berencana membangun rumah bagi warga yang direlokasi, sementara rumah yang mengalami rusak sedang dan ringan akan mendapatkan dana stimulan sesuai peraturan yang berlaku.

Selain pemulihan infrastruktur, BNPB juga menyoroti kebutuhan bantuan makanan bagi warga terdampak. Suharyanto memberikan masukan agar Pemkab Sukabumi mengkaji teknis distribusi bantuan, baik melalui dapur umum maupun paket sembako, dengan mempertimbangkan efektivitasnya di lapangan. Hal ini juga sejalan dengan arahan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang sebelumnya meninjau lokasi bencana di Kampung Gumelar dan Desa Loji.

Dalam upaya percepatan pemulihan, BNPB menginstruksikan Kodim setempat untuk mengerahkan personel dalam membantu BPBD membersihkan sampah akibat banjir. Jika masih terdapat genangan air, tim di lapangan diminta untuk menggunakan pompa agar air segera surut.

Selain itu, BNPB juga menyoroti pentingnya operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan oleh tim gabungan di bawah koordinasi Basarnas. Operasi ini dijadwalkan berlangsung selama tujuh hari, namun dapat diperpanjang jika ada permintaan dari keluarga korban.

Lebih lanjut, Kepala BNPB memperingatkan Pemkab Sukabumi untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem dalam periode 10–20 Maret 2025. Ia mengusulkan operasi modifikasi cuaca (OMC) guna mencegah terulangnya bencana banjir dan longsor. Saat ini, empat pesawat telah disiagakan untuk melakukan OMC di wilayah Jabodetabek, dan BNPB siap meminta BMKG untuk menganalisis wilayah yang berisiko di Sukabumi.

“Kami siap membantu jika Pemkab Sukabumi membutuhkan OMC. Saya akan meminta BMKG menganalisis wilayah mana yang paling berisiko,” ujar Suharyanto kepada Bupati Sukabumi Asep Japar.

Apabila Pemkab Sukabumi mengajukan permintaan, BNPB akan segera menggelar operasi modifikasi cuaca guna mengantisipasi potensi bencana yang dapat terjadi akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan.