Beranda Nasional Bencana Hidrometeorologi di Indonesia: Update Penanganan Hingga 9 Maret 2025

Bencana Hidrometeorologi di Indonesia: Update Penanganan Hingga 9 Maret 2025

Foto: Banjir menggenangi rumah warga di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/3). (BPBD Kabupaten Tapin)

Buana.News – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau perkembangan bencana hidrometeorologi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Hingga Minggu (9/3), BNPB mencatat sembilan kejadian baru yang berdampak pada ribuan kepala keluarga (KK) di beberapa provinsi.

Menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Maret 2025, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Penguatan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi potensi hujan deras perlu ditingkatkan. Masyarakat disarankan segera mengamankan barang-barang penting dan mempertimbangkan evakuasi dini jika curah hujan tinggi berlangsung lebih dari satu jam.

Di Pulau Sumatera, beberapa wilayah terdampak banjir, termasuk Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, yang mengakibatkan 458 KK atau 1.012 jiwa terdampak. Banjir di Kabupaten Pelalawan, Riau, berdampak pada 943 KK atau 3.416 jiwa, sementara di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, tercatat 2.520 KK terdampak.

Di Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, angin puting beliung menyebabkan kerusakan dan berdampak pada 82 KK atau 296 warga.

Di Pulau Jawa, banjir melanda Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan total 11.829 KK atau 35.479 warga terdampak. Kabupaten Indramayu juga mengalami angin puting beliung yang berdampak pada 77 KK atau 240 warga. Sementara itu, banjir di Kabupaten Purwakarta menyebabkan sedikitnya 157 KK terdampak, dengan data masih dalam proses pendataan oleh BPBD setempat.

Wilayah Jabodetabek juga menghadapi dampak signifikan. Kota Bekasi mencatat 26.887 KK atau 83.149 warga terdampak dengan satu korban meninggal dunia (MD). Banjir sempat surut, tetapi hujan pada Sabtu (8/3) sore kembali menyebabkan genangan setinggi 10 cm. Kabupaten Bekasi juga melaporkan 23.255 KK atau 87.282 warga terdampak, dengan sebagian besar wilayah sudah surut. Kota Depok terdampak banjir dengan 578 KK atau 2.286 warga, sementara di Kabupaten Bogor, banjir berdampak pada 7.465 KK atau 29.205 warga dengan satu korban MD. Di Kabupaten Sukabumi, tanah longsor menyebabkan lima korban MD dan berdampak pada 18 KK atau 59 warga. Pemerintah setempat telah menetapkan status tanggap darurat.

Di Provinsi Banten, banjir di Kabupaten Tangerang berdampak pada 2.305 KK atau 6.833 warga, dengan sebagian besar wilayah sudah surut. Kota Tangerang Selatan mencatat 2.030 KK terdampak, dengan BNPB telah melakukan pendampingan dalam penanganan.

Di Pulau Kalimantan dan Sulawesi, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, mengalami banjir dengan 225 KK atau 900 warga terdampak, sementara di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, 100 KK atau 500 warga terdampak. Di kedua wilayah ini, tinggi muka air dilaporkan belum menunjukkan penurunan.

Provinsi Riau juga terdampak banjir, dengan Kota Pekanbaru mencatat 3.923 KK atau 10.139 warga terdampak. Di Kabupaten Kampar, sebanyak 1.319 KK atau 4.857 warga terdampak, dengan kondisi air yang mulai surut. Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat di beberapa wilayah.

BNPB terus melakukan pemantauan dan pendampingan bagi daerah terdampak, serta mendorong kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Sumber: BNPB.go.id.