Aceh Utara, Buana News — Bencana banjir besar yang melanda Kabupaten Aceh Utara memasuki fase paling memprihatinkan. Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara mencatat 99 orang meninggal dunia dan 118 warga masih dinyatakan hilang. Jumlah ini diperkirakan dapat bertambah seiring proses pencarian yang masih berlangsung.
Sebanyak 56.684 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 164 ribu jiwa terdampak langsung banjir yang menerjang sejak sepekan terakhir. Dari jumlah itu, 34.756 KK terpaksa mengungsi ke 447 titik lokasi yang tersebar di berbagai kecamatan akibat rumah mereka terendam hingga tak lagi layak dihuni.
Di lokasi pengungsian, petugas terus memantau kelompok rentan yang sangat membutuhkan penanganan segera. BPBD mencatat keberadaan: 198 ibu hamil, 1.248 balita dab 1.687 lansia serta 58 penyandang disabilitas. Mereka ditempatkan di area khusus dan menjadi prioritas dalam pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan kesehatan, serta perlindungan keselamatan.
Pendataan sementara menunjukkan 34.756 rumah terendam banjir dengan ketinggian bervariasi. Banyak warga melaporkan kehilangan perabot rumah tangga yang tidak sempat diselamatkan saat air naik secara tiba-tiba.
Banjir juga mengakibatkan kerusakan besar pada sektor pertanian dan perikanan. BPBD mencatat, 12.782 hektare sawah terendam, 10.653 hektare tambak rusak dan tidak dapat difungsikan. Kerugian ini diprediksi akan berdampak panjang pada ekonomi masyarakat pesisir dan petani di Aceh Utara.
Sementara, Kerusakan pada sektor infrastruktur tergolong masif dan membuat akses masyarakat semakin sulit. Laporan BPBD merinci, 93 ruas jalan rusak, sebagian besar dalam kondisi rusak berat, 37 jembatan terdampak, dengan 32 di antaranya rusak berat, 10 jaringan irigasi mengalami kerusakan dan 246 fasilitas pendidikan rusak ringan hingga sedang. Sejumlah rumah ibadah, balai benih ikan, dan fasilitas kesehatan turut terdampak.
Lebih tragis lagi, beberapa tanggul sungai jebol akibat tingginya debit air, mengakibatkan desa-desa di sekitarnya terendam lebih dalam dan memperparah situasi di lapangan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menyatakan bahwa penanganan darurat masih berfokus pada tiga hal utama, evakuasi warga, pencarian korban hilang dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi para pengungsi. Distribusi logistik dilakukan dengan dukungan TNI-Polri, relawan, organisasi kemanusiaan, dan berbagai lembaga lain.
Di tengah kondisi memilukan ini, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, saling membantu, dan mengikuti arahan petugas demi mengurangi risiko dan mempercepat proses penanganan bencana.
Banjir besar ini menjadi peringatan keras akan pentingnya mitigasi bencana yang lebih kuat di Aceh Utara, mengingat tingginya risiko wilayah tersebut terhadap curah hujan ekstrem dan luapan sungai.






