Aceh Utara, Buana News – Hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh Utara sejak beberapa hari terakhir menyebabkan banjir besar yang menggenangi 107 rumah dan mengisolasi 7 desa. Air yang meluap dari sungai-sungai setempat telah merendam sejumlah Desa di Kecamtan Matang Kuli pada selasa 08 Oktober 2024, mengakibatkan kerugian materi yang signifikan bagi warga.
Kapolres Aceh Utara, AKBP Nanang Indra Bakti, S.H., S.I.K., saat meninjau langsung lokasi banjir memastikan kondisi masyarakat terdampak dan mengevaluasi sejauh mana dampak banjir terhadap infrastruktur kepolisian dan pelayanan publik.
“Peninjauan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk merumuskan tindakan preventif dan solutif yang dapat diambil oleh Kepolisian dalam mendukung penanganan bencana,” ujar Kapolres Aceh Utara melalui Kasi Humas Iptu Bambang.
Menurut data yang dihimpun pihak Kepolisian, banjir kali ini telah merendam setidaknya 19 desa di wilayah Kecamatan Matangkuli. Sebanyak 709 rumah warga terendam, dan 7 desa di antaranya berada dalam status terisolir. Desa-desa yang terdampak isolasi tersebut meliputi Gampong Tanjong Haji Muda, Lawang, Siren, Meunye Pirak, Pante Pirak, Alue Thoe, dan Gampong Tumpok Barat.
Selain menggenangi rumah warga, banjir ini juga merendam sekitar 370 hektar sawah yang tengah dalam masa tanam. Warga masyarakat sejauh ini masih bertahan di rumah masing-masing, meskipun kondisi air belum surut.
Banjir juga mengganggu sejumlah fasilitas publik, seperti Mapolsek Matangkuli, Kantor Camat, Koramil, Puskesmas, serta beberapa fasilitas pendidikan di desa-desa yang terdampak.
Sejumlah ruas jalan penghubung antar gampong pun tidak bisa lagi dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Untuk aktivitas sehari-hari, warga saat ini terpaksa menggunakan sampan tradisional sebagai transportasi alternatif, sementara jalan lain digunakan sebagai rute darurat.