Aceh Utara, Buana.News — Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Utara beberapa minggu lalu tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi masyarakat, tetapi juga berdampak serius terhadap aset pemerintah daerah dan aktivitas perekonomian.
Curah hujan dengan intensitas tinggi yang memicu bencana hidrometeorologi tersebut, dan menyebabkan delapan pasar milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara rusak parah, ratusan kios porak-poranda, serta ribuan pelaku usaha terancam gulung tikar (Kolaps).

Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil melalui Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop), Kusairi, ST, MSM, kepada Buana.News, Selasa (23/12/2025), mengatakan berdasarkan data sementara yang telah dilapo
rkan ke Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI), sedikitnya delapan unit pasar mengalami kerusakan akibat banjir.
“Delapan pasar tersebut terdiri dari lima pasar ikan dan tiga pasar sayur yang tersebar di sejumlah kecamatan di Aceh Utara. Seluruhnya terdampak cukup serius akibat banjir,” ujar Kusairi.
Selain pasar, banjir juga merusak 224 bangunan kios milik Pemkab Aceh Utara yang berada di berbagai kecamatan. Bahkan, tiga unit kios yang berada di Gampong Tiseh Teungoh, Kecamatan Sawang, dilaporkan hilang terbawa arus banjir.
“Dari total 224 kios yang terdampak, tingkat kerusakannya bervariasi, mulai dari kategori ringan, sedang, hingga rusak berat. Data ini juga sudah kami laporkan ke Kemendag RI,” jelasnya.
Kusairi menambahkan, kerugian materiil akibat kerusakan pasar, kios, serta peralatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) diperkirakan mencapai Rp16 miliar. Dampak banjir juga sangat dirasakan oleh pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Aceh Utara.
“Selain itu, terdapat sekitar 2.000 unit IKM yang terdampak dan terancam kolaps. Total kerugian yang ditaksir mencapai Rp22,5 miliar, dan data tersebut telah kami sampaikan ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin),” ungkap Kusairi.
Tak hanya itu, bencana banjir juga menghantam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan pendataan di lapangan, sebanyak 14.638 pelaku UMKM di Kabupaten Aceh Utara terdampak langsung oleh banjir.
“Kerugian pelaku UMKM ditaksir mencapai lebih dari Rp73 miliar lebih. Seluruh data tersebut sudah kami kirimkan ke Kementerian UMKM sebagai bahan pertimbangan penanganan dan bantuan,” kata Kusairi.
Untuk memulihkan aktivitas ekonomi, khususnya di sektor pasar tradisional, Kusairi berharap adanya perhatian dan intervensi serius dari pemerintah pusat, terutama kementerian terkait.
“Kami sangat berharap dukungan dan perhatian khusus dari pemerintah pusat untuk pemulihan pasar. Pasar merupakan nadi utama perekonomian dan sumber penghidupan bagi ribuan pelaku usaha di Aceh Utara,” pungkasnya.