
Jakarta Buana.News – Wali Nanggroe Aceh Tgk. Malik Mahmud Alhaytar bertemu Duta Besar (Dubes) Uni Eropa delegasi untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket, membahas tentang MoU Helsinki yang nilai belum sepenuhnya terealisasi.
Tgk. Malik Mahmud dalam pertemuan itu mengatakan, implementasi MoU Helsinki belum sepenuhnya terealisasi hingga saat ini sesuai dengan perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia. Padahal, sudah masuk 15 tahun pasca perdamaian.
“Ada beberapa poin yang belum terlaksanakan. Saya beberapa waktu lalu berjumpa Presiden RI Joko Widodo, membahas tentang MoU Helsinki dan respon Presiden sangat bagus,” ujar Tgk. Malik Mahmud, di Kedutaan Besar Ini Eropa, Menara Astra, Jakarta, Rabu (19/02/2020).
Presiden Jokowi katanya, juga berharap poin-poin yang belum terselesaikan dapat segera diselesaikan, terutama terkait butir MoU bendera dan lambang Aceh. “Presiden meminta waktu tiga bulan,” ujar Wali Nanggroe.
Wali Nanggroe menambahkan, harus diakui bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh terpuruk saat konflik yang berkepanjangan terjadi di Aceh. Namun setelah damai, pihaknya berkeinginan untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu daerah investor bagi siapapun.
“Karena kondisi Aceh sekarang sudah aman,” sebutnya. (Red).
Sumber: Aceh Onlene