
Jakarta, Buana.News – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menekankan pentingnya evakuasi dini serta pemeriksaan kesiapan perangkat tanggap darurat guna mengurangi risiko yang lebih besar.
Bencana hidrometeorologi dan geologi dalam beberapa hari terakhir berdampak signifikan di berbagai daerah. Ribuan warga mengungsi akibat banjir, tanah longsor, dan erupsi gunung api di sejumlah wilayah seperti Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Ende.
Salah satu daerah terdampak parah adalah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, di mana banjir sejak Jumat (15/3) malam telah menyebabkan 1.131 Kepala Keluarga (KK) atau 3.963 jiwa terdampak, dengan 744 jiwa mengungsi.
Selain itu, 1.131 rumah dan 117,6 hektar lahan pertanian juga terkena dampaknya. Meskipun kondisi air mulai surut, status siaga darurat bencana hidrometeorologi masih diberlakukan.
Sementara itu, banjir di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, telah merendam 60 rumah dan berdampak pada 60 KK, dengan kondisi air yang masih belum surut. Di Kabupaten Flores Timur, NTT, 75 KK atau 199 jiwa terdampak, dengan 61 rumah terendam banjir yang kini mulai surut.
Bencana tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengakibatkan 118 KK atau 375 jiwa terdampak, serta 200 meter jalan mengalami kerusakan berat. Akses jalan di wilayah tersebut hingga kini belum dapat dilalui.
Sementara itu, banjir besar di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, berdampak pada 6.364 KK, dengan 1.220 jiwa mengungsi dan 6.364 rumah terdampak. Saat ini, status tanggap darurat bencana banjir masih diberlakukan, dan upaya perbaikan tanggul sungai sedang dilakukan.
Selain bencana hidrometeorologi, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT menyebabkan 1.355 KK atau 4.838 jiwa mengungsi. Aktivitas vulkanik gunung tersebut masih berada pada Level III (Siaga), dengan 1.841 jiwa masih mengungsi di lokasi yang lebih aman.
Menanggapi berbagai kejadian ini, BNPB mengingatkan warga untuk segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat lebih aman jika hujan deras terjadi lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter.
Pemerintah daerah juga diminta untuk segera mengevaluasi kesiapan sumber daya serta tenaga tanggap darurat guna mengantisipasi kemungkinan bencana susulan.