Home Aceh Utara Penanganan TBC di Aceh Utara Dinilai Semakin Terstruktur dan Humanis

Penanganan TBC di Aceh Utara Dinilai Semakin Terstruktur dan Humanis

Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil (Ayah Wa), bersama Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes.

Aceh Utara, Buana.News – Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terus memperkuat komitmennya dalam menanggulangi penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi tantangan serius di wilayah tersebut.

Di bawah arahan Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil (Ayah Wa), melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Jalaluddin, berbagai langkah strategis diterapkan guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mempercepat proses penyembuhan pasien TBC.

Penanganan TBC kini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah daerah, mengingat tren peningkatan jumlah kasus yang tercatat setiap tahun. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh Utara, pada tahun 2023 terdapat 6.848 kasus terduga TBC, dengan 1.011 pasien berhasil menjalani pengobatan atau sekitar 47 persen. Pada tahun 2024, jumlah terduga meningkat menjadi 8.411 kasus, dan sebanyak 1.129 pasien (43 persen) telah mendapatkan pengobatan.

Hingga 9 April 2025, tercatat 2.006 kasus terduga, namun baru 238 pasien (9 persen) yang menjalani pengobatan. Data ini menjadi dasar percepatan perbaikan layanan kesehatan yang mulai digencarkan sejak awal tahun 2025.

Seluruh fasilitas kesehatan di Aceh Utara, termasuk Puskesmas dan RSUD Cut Meutia sebagai rumah sakit rujukan utama, kini aktif menjalankan program penanganan TBC secara terstruktur. Namun, angka kesembuhan pasien dinilai masih rendah akibat kualitas pelayanan yang belum sepenuhnya optimal.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Ayah Wa menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam pelayanan kesehatan. “Sebanyak 50 persen kesembuhan pasien dipengaruhi oleh kualitas pelayanan,” ujar Ayah Wa melalui Plt. Kadis Kesehatan, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes., Jumat (18/7/2025).

Pelayanan dengan sentuhan personal, seperti sapaan ramah dan senyuman dari tenaga medis, diyakini memberikan dampak positif terhadap psikologis pasien dan mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, seluruh tenaga kesehatan diinstruksikan untuk memberikan layanan secara profesional, ramah, dan empatik.

Selain itu, perbaikan juga dilakukan pada sarana dan prasarana, peningkatan kompetensi tenaga medis, serta penyederhanaan alur pengobatan guna menciptakan pelayanan yang lebih efisien dan nyaman bagi masyarakat.

Jalaluddin juga menekankan pentingnya deteksi dini dan pengobatan tuntas sebagai kunci utama menekan laju penularan TBC. Ia mengimbau masyarakat agar tidak ragu memeriksakan diri apabila mengalami gejala yang mencurigakan.

“Upaya penanggulangan TBC tidak hanya sebatas angka statistik. Kami juga berfokus pada kenyamanan, kepercayaan, dan kepuasan pasien. Pelayanan yang baik adalah pintu awal menuju kesembuhan,” pungkas Jalaluddin.

Dengan sistem yang lebih terstruktur dan pendekatan pelayanan yang lebih manusiawi, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara optimis angka penularan TBC dapat ditekan secara signifikan dalam waktu mendatang. (ADV).

Exit mobile version