Home News Ketua DPD Sebut Empat Orang Senator Aceh Memiliki Peran Penting di Senayan

Ketua DPD Sebut Empat Orang Senator Aceh Memiliki Peran Penting di Senayan

0

Banda Aceh Buana.Mews – Ketua DPD RI AA LaNyala Mahmud Mattalitti melakukan pertemuan dengan Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, di Pendopo Walikota Banda Aceh, Jumat malam (3/1). Dalam pertemuan itu disebutkan empat utusan DPD RI asal Aceh ke senayan sangat berperan bagi Aceh

Dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Ketua DPRK setempat Arif Fadilah, Forkopimda, dan Senator Asal Aceh Abdullah Puteh, H. Fachrul Razi, H. Sudirman juga H.M Fadhil Rahmi, membahas tentang kemajuan ibu kota Provinsi Aceh.

Dalam Sambutannya, AA LaNyala menyebutkan kehadirannya ke Banda Aceh dalam rangka menyerap aspirasi juga imgin mengetahui secara langsung tentang perkembangan dan kemajuan pembangunan di Banda Aceh, hal itu sesuai dengan visi Pemerintah Kota Banda Aceh “Terwujudnya Banda Aceh yang Gemilang dalam Bingkai Syariah”.

Dalam pertemuan tersebut, LaNyala
memberi apresiasi kepada stakeholder yang telah mampu membangun aceh dalam waktu yang relatif singkat, apa lagi pasca bencana tsunami.

“Kota ini telah kembali menggeliat, Kembali berwarna-warni di malam hari,
Aktifitas warga dan ekonomi telah bergerak normal” Ujar AA.

Karena itu, tidak sangat tepat bila UNDRR Lembaga di bawah PBB yang fokus kepada Pengurangan Risiko Bencana, menyebutkan, bahwa Kota Banda Aceh berhasil bangkit kembali menjadi kota yang bermartabat dan berwibawa. Bahkan menjadi model percontohan dunia” Sebut LaNyala.

“Untuk pembangunan sebuah kota yang pernah mengalami pora-poranda
akibat bencana alam, tetapi bisa bangkit kembali,” Ini patut kita beri aplaus untuk Banda Aceh” imbuh LaNyala.

Lebih lanjut LaNyala menyebutkan, memang perlu strategi khusus untuk Banda Aceh, agar seiring waktu kota Banda Aceh semakin layak dan mantap sebagai Ibukota Aceh. Salah satunya yang ingin kami dorong adalah mempercepat apa yang sudah pernah dideklarasikan di era Walikota Ibu Illiza, yaitu; re-posisi Banda Aceh menjadi Islamic Smart City. ” Tetapi ini tentu tidak mudah” Jelasnya.

“Tidak seperti membalik tangan. Tetapi ini saya pikir sebagai sebuah pilihan yang patut diperjuangkan. Mengapa tdak mudah?, karena tahapan menuju smart city harus dimulai dari smart people. Perilaku warga kota juga harus mendukung” Terang LaNyala.

Sementara fakta dilapangan, persoalan kebiasaan masyarakat, terkait kedisiplinan dalam membuang sampah masih menjadi pembicaraan dan diskusi di tingkat steke holder. Akibat dari Banda Aceh gagal mempertahankan Piala Adipura periode 2017-2018. Padahal dalam satu dekade terakhir, kecuali tahun 2015, Banda Aceh pernah sembilan kali meraih anugerah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.” Tetapi walau sulit bukan berarti tidak mungkin” Kata dia lagi.

Dalam kesempatan itu, LaNyala menjelaskan bahwa DPD RI akan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Jepang, dalam hal kerjasama pengembangan kami akan penerapan smart city. Semoga ini
bisa kita tawarkan kepada mereka.

Menominasikan Kota Banda Aceh ini masih menjadi wacana baru namun usaha yang kita tawarkan dan perjuangkan. Dalam pertemuan dengan Pak Nova, kemarin malam, sambung dia, saya sempat meminta kepada beliau agar Pemerintah Aceh memberikan hibah tanah, yang nanti akan kami bangun dan jadikan sebagai rumah aspirasi DPD RI di Aceh. Dan saya minta lokasinya di Kota Banda Aceh. Sehingga dalam kesempatan ini, saya juga meminta kepada Pak Aminullah untuk dikawal proses ini. Karena pada prinsipnya Pak Nova setuju.
Sehingga nanti, empat putra terbaik Aceh kita ini, jika ke Aceh, berkantor di Banda Aceh. Meskipun sekarang. (ZH).

Previous articleData Sekolah dan Peserta Didik Terdampak Banjir di DKI Jakarta
Next articlePasca Musibah Alue Bungkoh, Posko Masa Panik dan Dapur Umum di Tutup