Aceh Utara, Buana News — Ironi terjadi di tengah megahnya proyek vital nasional milik PT Pema Global Energy (PGE) yang mengekspolitasi sumber daya alam berupa minyak dan gas di wilayah Aceh Utara. Warga yang tinggal di ring 1, tepatnya di beberapa desa dalam Kecamatan Nibong, justru menjadi saksi nyata dari abainya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang semestinya hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat terdampak.
Musibah hebat melanda wilayah tersebut pada kamis 10 juli 2025. Badai kencang menerjang pemukiman penduduk, merusak ratusan rumah, kios, dan sejumlah fasilitas umum. Hingga Minggu 13 juli 2025, tidak ada bantuan, kunjungan, ataupun pernyataan empati dari pihak PT PGE kepada masyarakat yang terdampak langsung oleh bencana tersebut. Padahal, lokasi kejadian hanya berjarak beberapa meter dari pusat aktivitas industri migas perusahaan tersebut.
“Kami merasa sangat kecewa. Hidup kami berdampingan dengan aktivitas perusahaan ini setiap hari, tapi saat kami tertimpa musibah, tidak ada kepedulian sama sekali. Padahal para tokoh masyarakat sudah menyampaikan laporan langsung ke pihak perusahaan,” ujar Razali, salah satu Geuchik Ring 1 di Gmpong Nibong Baroh.
Padahal, sebagai perusahaan yang mengelola Proyek Strategis Nasional, PT PGE memiliki kewajiban moral dan hukum untuk menjalankan program CSR, khususnya di daerah ring 1 yang menjadi wilayah terdampak langsung dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Pema Global Energy belum memberikan pernyataan resmi ataupun tanggapan pada media atas desakan masyarakat. Ketiadaan respons ini semakin mempertegas jurang ketimpangan antara kepentingan industri dan nasib masyarakat lokal yang selama ini hidup berdampingan dengan risiko dan dampak lingkungan dari aktivitas migas tersebut.
Masyarakat kini menaruh harapan besar pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan Pemerintah Aceh untuk turun tangan serta mendesak pihak perusahaan agar segera menunjukkan tanggung jawab sosialnya. Bukan hanya sebagai formalitas, tapi sebagai bentuk kemanusiaan yang semestinya menjadi fondasi utama dalam membangun keberlanjutan industri energi di tanah rencong.